Sejarah WASD Menjadi Standar Tombol dalam Game PC

ENSIPEDIA GAMES, Purworejo – Jika kalian seorang PC gamer, kalian tentu akan sangat familiar dengan WASD. Ya, keempat tombol ini memang telah menjadi tombol utama dan paling umum digunakan di game PC saat ini, terlebih pada game first person shooter. WASD memang terkesan lebih nyaman dibandingkan dengan mapping tombol lain, mengingat kita dapat dengan mudah menjangkau tombol lain seperti Shift dan Space. Namun dibalik semua ini, apakah kalian pernah berpikir bagaimana WASD ini bisa menjadi tombol standar dalam game PC?

Kalau kita lihat kembali, ternyata terdapat sejarah panjang dari WASD ini. Untuk semakin mendalaminya, mari kita kembali ke 30 tahun yang lalu, ketika PC gaming masih belum mainstream. Pada masa itu, belum ada kombinasi standar seperti WASD karena setiap game memiliki kontrolnya tersendiri. Namun, kebanyakan game pada saat itu menggunakan tombol panah untuk menggerakkan karakter.

Sementara itu, penggunaan tombol WASD sebagai pengganti tombol panah baru dipopulerkan oleh Dennis “Thresh “Fong, seorang pemain game FPS berjudul Quake yang juga tercatat sebagai gamer profesional pertama di dunia menurut Guinness World Record. Pada tahun 1997, Fong menjuarai turnamen Quake pertama di dunia yang membuatnya berhasil membawa pulang Ferrari 328 milik John Carmack, salah satu creator game Quake. Ketika menang melawan Tom ‘Entropy’ Kimzey, Fong menggunakan tangan kanannya untuk memegang mouse, sedangkan tangan kirinya berada di atas tombol WASD yang kita kenal saat ini.

WASD
Dennis “Thresh “Fong ketika berhasil berhasil membawa pulang Ferrari 328 milik John Carmack | Wikipedia

Pada awalnya, empat tahun sebelum dia menjuarai turnamen tersebut, Fong bukanlah seorang yang sangat mahir bermain game FPS. Bahkan, dia pun kalah saat bermain game Doom melawan saudaranya bernama Lyle. Sama seperti kebanyakan pemain Doom pada masa itu, Fong hanya menggunakan keyboard untuk bermain. Hal ini terbilang wajar mengingat game Doom tak memerlukan pemain untuk membidik atas atau bawah. Namun, melihat saudaranya yang bermain menggunakan keyboard dan trackball dan selalu berhasil mengalahkannya, Fong akhirnya mulai belajar menggunakan keyboard yang dipadukan dengan mouse.

“Tepat setelah saya beralih, keterampilan saya meningkat cukup banyak, dan sejak saat itu, saya tidak pernah kalah.” kata Fong.

Nyatanya, sebelum menggunakan WASD sebagai tombol utamanya saat bermain, Fong sempat bereksperimen menggunakan kombinasi tombol lain seperti WADX. Namun, pada akhirnya dia memilih WASD karena dirasa paling nyaman dan memuaskan baginya. Walaupun begitu, Fong merasa dirinya bukan penemu WASD sebagai default control karena banyak pemain Doom yang juga menggunakan 4 tombol kombinasi di sisi kiri keyboard. Namun, tanpa pengaruh Fong, mungkin defaultnya bisa berbeda menjadi seperti EDSF atau yang lain.

WASD
Konfigurasi WASD milik Dennis “Thresh “Fong pada game Quake | Quaketerminus

“Saya tidak bisa bilang kalau saya yang menciptakan WASD,” kata Fong. “Saya yakin orang lain mulai menggunakannya juga hanya berdasarkan apa yang nyaman bagi mereka. Saya benar-benar berpikir saya membantu mempopulerkannya dengan sekelompok gamer tertentu, terutama yang memainkan game first person shooters.”

Dengan Fong yang saat itu terkenal sebagai pemain terbaik Quake maupun Doom, membuat banyak gamer mulai meniru konfigurasi WASD miliknya. Hal ini akhirnya membuat John Carmack dari id Software memasukkkan konfigurasi WASD Fong ke dalam game Quake II setelah gamenya rilis pada akhir tahun 1997. Selain itu, game Half-Life dari Valve yang dirilis setahun berikutnya juga mengikuti jejak Quake II dengan menjadikan WASD sebagai default control untuk bergerak. Sejak saat itu, semakin banyak game yang menggunakan konfigurasi WASD ini dan menjadikannya sebagai standar tombol untuk game PC khususnya genre FPS.

WASD
Half-Life, salah satu game pertama yang menggunakan WASD secara default | Valve

Namun, ada fakta menarik dari bos Valve, Gabe Newell. Walaupun game Half-Life-nya menggunakan konfigurasi WASD ini, namun dia sebenarnya kurang suka karena dianggap menjauhkan jari dari posisi mengetiknya. Gabe Newell sendiri lebih suka menggunakan konfigurasi ESDF saat bermain. Selain itu, Dario Casali yang merupakan level designer dari Half-Life juga berpendapat yang sama, namun dia lebih memilih konfigurasi ASXC sebagai konfigurasi kesukaannya.

Tapi, pada akhirnya konfigurasi WASD tetap menjadi konfigurasi standar dan paling populer PC gaming hingga saat ini. Seiring berjalannya waktu, konfigurasi WASD tak terbatas pada game FPS saja, namun berkembang ke berbagai genre seperti TPS, RTS dan lainnya seperti yang kita mainkan saat ini.

Latest articles

Related articles