ENSIPEDIA.ID, PEKANBARU – Sistem loot box dalam game memang mengundang pro dan kontra. Mereka yang pro berpendapat bahwa sistem ini tidak dipermasalahkan selama tidak berpengaruh pada gameplay atau juga bersifat menguntungkan bagi mereka yang membayar (pay to win). Sedangkan bagi yang kontra, berpendapat bahwa sistem ini memiliki unsur yang serupa seperti judi.
Di beberapa negara sudah menetapkan regulasi yang terbilang ketat di mana para publisher maupun developer diawasi demi mencegah anak-anak yang masih polos tertarik mencoba sistem gacha ini dan terus membayar hingga mendapatkan item yang diinginkan.
Australia merupakan salah satunya di mana pemerintahan di sana menetapkan game yang mengandung mekanisme loot box akan diubah ratingnya menjadi ‘M’ (Mature). Game dengan rating ini diperuntukkan bagi pemain yang sudah berumur 15 tahun ke atas. Ada juga rating G (General Audience) yang diperuntukkan bagi siapapun hingga anak-anak sekalipun.
Dalam kasus ini maka game seperti FIFA, Overwatch, Star Wars BF 2 akan dinaikkan ratingnya dari ‘G’ menjadi ‘M’. Adapun game yang memang secara jelas merupakan game simulasi judi seperti game casino akan dinaikkan ratingnya sehingga target pemain yang diperbolehkan bermain hanyalah mereka yang sudah berumur di atas 18 tahun.
Alasan di balik regulasi ini cukup beralasan. Menteri Komunikasi Australia, Michelle Rowland, menyatakan bahwa hal seperti ini perlu dilakukan atas dasar kekhawatiran komunitas terhadap bahaya sistem simulasi judi. Dengan regulasi ini setidaknya para orang tua bisa mengawasi buah hati mereka apakah game yang dimainkannya mengandung unsur yang dimaksud atau tidak.
