ENSIPEDIA.ID, Salatiga – Bagi player Dota 2, bermain di server Asia Tenggara atau SEA memang menjadi pengalaman yang “unik” karena ke-toxic-annya yang sangat luar biasa. Hal ini juga dirasakan oleh salah satu punggawa Team Liquid, Samuel “Boxi” Svahn.
Dalam wawancaranya bersama Tsunami pada turnamen Riyadh Master, Boxi mengatakan bahwa dirinya tak suka dan kapok bermain pub di server SEA. Ia menyebut kualitas permainan SEA lebih rendah dibandingkan region Eropa dan banyak pemain yang ia anggap “gila”.
“Maksud saya, Southeast Asia memang menyenangkan tapi, kalian tahu semua orang di sana agak “gila”, dan saya merasa kualitas permainannya mungkin sedikit lebih rendah,”ujar Boxi.
Boxi juga menambahkan, dalam matchmaking ia jarang sekali bertemu pro player lain dan lebih sering bermain bersama player biasa. Selain itu ia juga merasa bermain di SEA serasa bermain di “neraka”.
“Saya tidak pernah mendapatkan pemain pro di salah satu game saya. Bermain di server SEA seperti, saya tidak tau neraka atau apapun itu,” tambah Boxi.
Memang server SEA sudah dikenal lama atas kelakuan pemainnya yang sangat toxic. Suasana bermain yang tak menyenangkan juga dialami berbagai pro player lainnya terutama dari server luar seperti Eropa atau China.
Namun ada juga pro player yang mengatakan server SEA tak se-toxic yang dibayangkan. Pemain andalan Shopify Rebellion, Arteezy sempat mengungkapkan bahwa ia jauh lebih memilih bermain di SEA ketimbang di server NA atau Amerika Utara.
Hal ini karena meskipun server SEA memang toxic, namun para pemainnya memang sangat berniat untuk bermain dan pantang menyerah. Hal ini berbanding terbalik dengan server NA yang pemainnya langsung menyerah jika mereka merasa “triggered”.