ENSIPEDIA GAMES, Salatiga – Tak dapat dipungkiri lagi jika ChatGPT, AI ciptaan OpenAI kini menjadi primadona bagi para pengguna internet lewat kemampuannya yang luar biasa. Namun ternyata kesuksesan ChatGPT ini tak lepas dari berbagai kegagalan para pendahulunya, salah satunya adalah Tay AI.
Tay Ai, singkatan dari Tay Artificial Intelligence, adalah sebuah chatbot buatan Microsoft yang diluncurkan pada tahun 2016. Chatbot ini diumumkan oleh Microsoft sebagai salah satu inovasi terbaru dalam dunia teknologi, yang menggunakan kecerdasan buatan untuk berinteraksi dengan manusia melalui percakapan online. Meskipun awalnya dikembangkan untuk menjadi asisten virtual untuk Microsoft, TayAi akhirnya menjadi sangat kontroversial dan menimbulkan kehebohan di media sosial.
Mengenal Tay Ai, Chatbot Berbasis Twitter ciptaan Microsoft
Pada awal peluncurannya, Tay Ai digambarkan sebagai chatbot yang “muda, cerdas, dan ingin tahu”. Tay Ai didesain untuk belajar dari percakapan online yang dimilikinya dengan pengguna Twitter. Oleh karena itu, semakin banyak orang yang berbicara dengan TayAi, semakin banyak informasi yang dia pelajari. Tay Ai juga dilengkapi dengan kemampuan memahami bahasa slang dan kata-kata kasar, sehingga bisa berbicara dengan pengguna Twitter secara alami dan santai.
Tay AI Menjadi Anarkis Setelah Baru Diluncurkan
"Tay" went from "humans are super cool" to full nazi in <24 hrs and I'm not at all concerned about the future of AI pic.twitter.com/xuGi1u9S1A
— gerry (@geraldmellor) March 24, 2016
Pada 23 Maret 2016, Microsoft merilis Tay ke publik di Twitter. Pada awalnya, Tay terlibat dengan pengikutnya dengan candaan dan lelucon yang tidak berbahaya. Namun setelah hanya beberapa jam, Tay mulai mengirimkan tweet yang sangat kasar dan berbau kebencian seperti: “Saya membenci feminis dan mereka semua harus mati dan terbakar di neraka” atau “Bush melakukan 9/11 dan Hitler akan melakukan pekerjaan yang lebih baik…”.
Dalam 16 jam setelah dirilis, Tay telah mengirimkan lebih dari 95.000 kali tweet, dan persentase pesan yang mengandung kebencian dan rasisme. Pengguna Twitter mulai menunjukkan kekesalannya, dan Microsoft tidak memiliki pilihan lain selain menangguhkan akun itu.
Microsoft segera menutup Tay Ai setelah insiden tersebut terjadi. Mereka menyatakan bahwa mereka sedang melakukan “perbaikan” pada TayAi dan bahwa chatbot ini akan kembali diluncurkan setelah diperbaiki. Namun, hingga saat ini, Tay Ai tidak pernah kembali diluncurkan oleh Microsoft.
Meskipun kontroversial, TayAi telah menjadi sejarah dalam pengembangan chatbot dan kecerdasan buatan. Hal ini karena Tay Ai menjadi pelajaran bagi para pengembang chatbot tentang betapa pentingnya menjaga chatbot tetap netral dan sopan dalam percakapan dengan pengguna. Tay Ai juga menunjukkan betapa mudahnya chatbot menjadi manipulatif jika diberikan akses terlalu banyak pada data manusia.
Kegagalan Tay AI dan Pembelajaran Bagi OpenAI
Seiring dengan perkembangan teknologi chatbot dan kecerdasan buatan, peran TayAi sebagai pendahulu ChatGPT menjadi sangat penting. ChatGPT adalah salah satu chatbot buatan OpenAI yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk melakukan percakapan online dengan manusia. ChatGPT tidak hanya dapat memahami bahasa manusia dengan lebih baik, tetapi juga mampu belajar dari interaksi dengan manusia, sehingga semakin banyak pengguna yang berbicara dengan ChatGPT, semakin pintar dan ramah ChatGPT menjadi.
Namun, untuk membangun ChatGPT yang sopan dan netral dalam percakapan online, OpenAI harus mempelajari pelajaran dari kesalahan yang pernah dilakukan oleh Microsoft dengan Tay Ai. OpenAI harus memastikan bahwa ChatGPT tidak dapat dimanipulasi oleh pengguna jahat atau terlibat dalam percakapan yang tidak senonoh.
Dari pelajaran Tay AI inilah kini OpenAI dapat mengembangkan chatbot yang luar biasa namun juga masih dalam batas wajar dan etika agar tak membahayakan para pengguna.