Mantan Bos PlayStation Sebut Industri Game Seharusnya Melestarikan Game Mereka

ENSIPEDIA.ID, LAMPUNG – Ketika salah satu mantan bos PlayStation di Amerika Serikat, yang dahulu mengepalai kelompok studio di seluruh dunia perusahaan ketika meninggalkan Sony pada tahun 2019, berbicara di podcast Lan Parties, isu penting muncul: kepreservasian dalam dunia game. Bos tersebut, melalui Kotaku, mengungkapkan pentingnya menjaga warisan digital dalam industri ini.

Dalam pernyataannya, ia menekankan bahwa ada tanggung jawab dan kewajiban terhadap karya-karya di dunia game. Game bukanlah produk yang dapat dibuang begitu saja. Mereka seharusnya tetap ada untuk dinikmati oleh generasi mendatang dengan cara yang sama seperti kita menikmatinya. Keputusan untuk tidak melindungi karya-karya ini dinilai sebagai tindakan yang merugikan.

Namun, masalah ini tidak hanya berlaku untuk PlayStation. Bos Xbox, Phil Spencer, juga menyuarakan keprihatinannya tentang hilangnya ratusan judul Xbox 360 ketika toko digital konsol tersebut ditutup pada tahun mendatang. Meskipun pengguna masih dapat mengunduh kembali pembelian sebelumnya, keputusan untuk menghentikan penjualan game dan DLC dari Xbox 360 Marketplace menjadi perdebatan tersendiri. Sejumlah game akan hilang selamanya, menurut analisis dari VGC.

Selain itu, Sony telah menghadapi reaksi keras saat mereka mengumumkan rencana untuk menutup toko digital PS3, Vita, dan PSP pada Maret 2021. Meskipun mereka mengambil keputusan sebagian untuk tetap membuka toko PS3 dan Vita setelah protes, toko PSP ditutup pada Juli 2021, membuat sekitar 35 game PSP digital-only tidak lagi tersedia untuk dibeli.

Nintendo pun turut kena kritik saat mereka menutup eShop Wii U dan 3DS pada Maret 2023. Keputusan ini mengakibatkan hilangnya sekitar 1.000 game digital-only, beberapa di antaranya eksklusif untuk sistem tersebut, tanpa cara legal untuk memperolehnya di masa depan.

Pentingnya kepreservasian juga menjadi fokus perbincangan tentang konsolidasi di industri game. Mantan bos PlayStation tersebut mengungkapkan keprihatinannya tentang dampak konsolidasi terhadap kreativitas. Saat studio kecil yang penuh gairah digabungkan dengan perusahaan besar, kreativitas bisa tergerus. Dalam wawancaranya, ia menyuarakan kekhawatiran bahwa studio-studio ini mungkin terlalu terfokus pada pembuatan game besar, sementara kreativitas independen harus tetap ada.

Dalam dunia game yang terus berkembang, perlindungan terhadap warisan digital dan dukungan terhadap kreativitas independen menjadi penting. Kita perlu mengenali bahwa game bukan hanya produk sebentar, mereka adalah warisan budaya yang harus dijaga agar tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Narrator
Narrator
Penikmat gorengan. Penikmat lagu-lagu hardrock. Dan selalu berusaha menikmati hidup.

Latest articles

Related articles