Luhut Keluhkan Kecepatan Internet Indonesia Yang Lamban Dan Mahal

ENSIPEDIA GAMES, Salatiga – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan kritik terhadap kurangnya pengembangan kualitas internet di Indonesia.

Dalam acara Indonesia Fintech 2021, Luhut mengeluhkan perihal kualitas internet yang dirasa sangat mahal dan lamban. Padahal sektor komunikasi terutama internet sangat vital ditengah masa pandemi agar seluruh kegiatan baik dari segi pendidikan, ekonomi, dan lain-lain dapat berjalan lancar.

Internet di Indonesia berada dibawah ratusan negara lain

Selain mahal dan lamban, akses dan jangkauan telekomunikasi internet di seluruh Indonesia masih dirasa belum mencukupi. Hal inilah yang dianggap menjadi salah satu faktor sulitnya mengembangkan ekonomi digitalisasi di Indonesia.

Akses layanan telekomunikasi masih belum menjangkau semua desa di Indonesia. Selain itu, rendahnya tingkat kecepatan jaringan juga jadi kendala dalam menumbuhkan ekonomi digital,

“Belum lagi kesenjangan internet juga terjadi karena biaya yang mahal memungkinkan internet hanya bisa diakses mereka yang mampu secara ekonomi,” kata Luhut.

Luhut kemudian menegaskan bahwa sebagai upaya mendukung pengembangan digitalisasi, pemerintah maupun seluruh pihak yang terlibat dalam infrastruktur teknologi komunikasi dapat saling membantu untuk meningkatkan kualitas internet di Indonesia.

Hal inilah, yang harus menjadi perhatian kita bersama, bukan hanya pemerintah, namun juga dorongan dari asosiasi, pemerintah juga akan terus mendorong mengatasi kesenjangan digital yang terjadi,” ujar Luhut.

Akses Internet masih belum merata di seluruh Indonesia

Menurut data dari World Bank, Indonesia memiliki kesenjangan digital yang masih tergolong besar yakni sekitar 49% penduduk dewasa Indonesia masih belum mendapatkan akses internet. Selain itu tercatat warga yang termasuk dalam kategori 10% distribusi pendapatan tertinggi dapat memiliki konektivitas internet 5 kali lebih besar dibandingkan warga yang berada pada kategori 10% distribusi pendapatan terendah.

Tentunya masalah kesenjangan dan kualitas internet ini menjadi salah satu PR yang harus segera diselesaikan bagi Pemerintah untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai basis teknologi terbesar di Asia Tenggara.

Latest articles

Related articles