ENSIPEDIA GAMES, Purworejo – Robot quadrupedal atau robot berkaki empat merupakan salah satu perkembangan paling menarik di bidang robotika dalam beberapa tahun terakhir. Robot yang juga sering disebut sebagai robot anjing ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan jenis robot lain, seperti kemampuannya yang dapat melintasi medan terjal yang biasanya sulit bagi robot beroda.
Salah satu perusahaan yang telah mengembangkan jenis robot ini adalah Ghost Robotics, dengan robotnya yang disebut dengan Q-UGV (quadrupedal uncrewed ground vehicle). Robot Q-UGV dari Ghost Robotics ini telah dikembangkan sejak tahun 2015 sebagai robot militer yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti sarana pengintaian dan penjinak bom. Bahkan, tahun lalu militer Amerika Serikat telah menggunakan robot ini untuk berpatroli menjaga Pangkalan Angkatan Udara Tyndall di Florida.
Nah, belum lama ini, model terbaru dari robot Q-UGV ini dipamerkan pada konferensi tahunan Asosiasi Angkatan Darat Amerika Serikat 2021 yang diadakan di Washington, DC pada 11-13 Oktober yang lalu. Berbeda dengan sebelumnya, kini robot Q-UGV dari Ghost Robotics dilengkapi dengan senjata jarak jauh layaknya sniper rifle di punggungnya.
Latest lethality 6.5 #creedmoor sniper payload from @SWORDINT. Check out the latest partner payloads @AUSAorg Wash DC. Keeping US and allied #sof #warfighter equipped with the latest innovations. @USSOCOM #defense #defence #NationalSecurity #drone #robotics pic.twitter.com/Dvk6OvL3Bu
— Ghost Robotics (@Ghost_Robotics) October 11, 2021
Dilansir dari Popular Science, modul senjata yang terpasang di punggung robot Q-UGV ini diketahui bernama “Special Purpose Unmanned Rifle” (SPUR) yang dibuat oleh SWORD International, produsen senjata yang berbasis di Nevada, Amerika Serikat. SPUR menggunakan peluru berjenis Creedmoor 6,5 mm dengan jangkauan efektif hingga 1,2 kilometer. Selain itu, senjata ini juga dilengkapi 30x optical zoom serta kamera thermal yang membuatnya dapat beroperasi baik siang maupun malam hari.
Dengan kemampuan robot Q-UGV yang dilengkapi modul senjata SPUR ini, tentu sangatlah mengerikan jika robot ini dijadikan sebagai sistem senjata otonom yang dikendalikan oleh AI. Namun tenang, CEO Ghost Robotics, Jiren Parikh sendiri telah meyakinkan bahwa robot tidak dapat bertindak sendiri tanpa campur tangan manusia. SPUR dapat diinstruksikan dari jarak jauh untuk menembak, memuat peluru, serta mengeluarkannya jika terjadi malfungsi.
“Ini sepenuhnya dikendalikan oleh operator jarak jauh. Ada manusia yang mengendalikan senjata, tidak ada otonomi atau AI,” kata Jiren Parikh yang dilansir dari New Scientist.
Meskipun sudah terbilang cukup aman, nyatanya penggunaanrobot quadrupedal masih cukup kontroversial. Sebelumnya, pada bulan April yang lalu, Departemen Kepolisian New York menghentikan program robot quadrupedal Digidog setelah menuai banyak protes karena dinilai seram dan meresahkan walau Digidog sendiri tidak bersenjata.
Boston Dynamics, perusahaan yang juga mengembangkan robot quadrupedal bernama Spot justru sangat melarang penggunaan senjata pada robotnya. Pengguna yang melanggar syarat dan ketentuan berisiko kehilangan garansi hingga penonaktifan robot dari jarak jauh.