ENSIPEDIA.ID, PEKANBARU – Dalam dunia game sepak bola, EA dan FIFA sudah seperti sahabat bagai kepompong. Namun karena suatu hal, dikabarkan dua sejoli ini berhenti kerja sama setelah 30 tahun bersama.
Akibat dari perpisahan itu, game sepak bola besutan Electronic Arts nantinya akan mengusung nama EA Sports FC sedangkan untuk FIFA diberitakan mencari studio lain untuk dipinjamkan lisensinya.
Lalu bagaimana reaksi dari salah satu kompetitor EA dan FIFA dalam dunia game sepak bola, yakni Konami?
Berpisahnya EA dan FIFA Buat Konami Merasa Akan Semakin Banyak Kompetitor
David Monk sebagai manager partnership dan activation dari eFootball mengungkap GLHF (via FTW) berpisahnya EA dan FIFA akan memberi celah untuk pendatang baru.
Sebelumnya Konami hanya perlu mengkhawatirkan EA sebagai kompetitor mereka di dunia game sepak bola. Namun dengan adanya kejadian ini juga adanya pendatang-pendatang baru, memberikan suasana kompetitif yang lebih menggigit untuk Konami. Sebut saja seperti game UFL yang rencananya dirilis pada tahun 2023 mendatang.
“Ada banyak game free-to-play yang muncul di kategori simulasi non-bola. Maka dari itu – ini menjadi badai yang sempurna untuk publisher dan developer baru untuk memasuki kategori simulasi [bola].” kata David Monk.
Membahas pasar game sepak bola, Konami jelas kalah dari EA di pasar premium. Mereka pun mencoba hijrah ke format game free-to-play digital pada tahun 2021 yang lalu dan berakhir dengan patahnya ekspektasi mereka dikarenakan peluncuran game yang diwarnai oleh masalah.
Beredar rumor bahwa EA Sports ingin menggunakan format free-to-play di seri selanjutnya. Namun rumor tetaplah rumor yang belum bisa dipastikan.