ENSIPEDIA GAMES, Salatiga – Dari tahun 2000-an hingga awal 2010-an, tentunya para pengguna PC maupun laptop sudah tidak asing lagi dengan antivirus SMADAV. Yup, antivirus buatan developer Indonesia satu ini eksis hampir di seluruh PC dan laptop di Indonesia.
Kepopuleran SMADAV sangat tinggi bahkan hampir seluruh pengguna komputer di Indonesia memilih SMADAV sebagai program antivirus utama mereka dibandingkan antivirus yang lebih kondang seperti Kaspersky, AVG, Avast! dan lain-lain.
Nah kali ini Ensipedia Games akan mengulas bagaimana sepak terjang antivirus Smadav ini. Mulai dari sejarah terciptanya, alasan mengapa SMADAV merajalela di Indonesia, dan eksistensi SMADAV saat ini.
Sejarah Terciptanya SMADAV
SMADAV diciptakan oleh seorang programmer bernama Zainuddin Nafarin. Zainuddin pertama kali mengembangkan program SMADAV ketika ia masih bersekolah di SMA 2 Pahandut Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Pada saat itu ia diminta oleh seorang temannya untuk membersihkan sebuah virus komputer yang merajalela di daerahnya.
Karena merasa kesal atas banyaknya permintaan dari orang-orang untuk membersihkan virus, Zainuddin memutuskan untuk menciptakan sebuah program antivirus yang dapat memudahkannya menghapus virus yang menjangkiti komputer-komputer di daerahnya. Disitulah ia menciptakan program antivirus SMADAV.
Nama SMADAV sendiri diambil dari almamater sekolahnya yaitu SMA 2 Pahandut Palangkaraya, dan AV yang merupakan singkatan dari antivirus. Zainuddin mengembangkan SMADAV dengan menggunakan program Visual Basic yang ia pelajari semasa sekolah.
Setelah lulus dari SMA, Zainuddin memutuskan untuk melanjutkan studinya di Universitas Gadjah Mada (UGM). Dengan pindahnya ia ke kota Yogyakarta maka pengembangan SMADAV juga turut berpindah.
Alasan Mengapa SMADAV Populer di Indonesia
Banyak sekali alahsan mengapa SMADAV merajai pasar antivirus di Indonesia pada tahun 2000-an.
Salah satu alasan terkuat adalah antivirus SMADAV dikenal cukup ringan sehingga tidak terlalu memberatkan performa komputer. Selain itu SMADAV juga dikenal cukup ampuh membasmi virus-virus mainstream pada waktu itu.
Mengingat kebanyakan spesifikasi komputer pada tahun 2000-an cuma pas-pasan, maka cukup wajar apabila SMADAV dipakai oleh hampir seluruh komputer di Indonesia.
Namun kehadiran SMADAV sendiri juga menimbulkan berbagai polemik. Pengguna awam menyukai SMADAV karena sangat mudah dan ringan untuk digunakan. Di sisi lain para teknisi atau ahli tidak menyukai SMADAV karena dianggap kurang mumpuni bahkan berpotensi menghadirkan berbagai malware
Eksistensi SMADAV Saat Ini
Sayangnya dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini, kepopuleran SMADAV merosot drastis. Hal ini dikarenakan performa SMADAV dirasa sangat kurang untuk mencegah virus-virus yang ada di era modern ini. Selain itu performa antivirus bawaan Windows yakni Windows Defender juga semakin baik jadi pengguna mulai meninggalkan antivirus tambahan, termasuk SMADAV.
Kemudian pada tahun 2019 SMADAV dilaporkan terindikasi mengandung malware Trojan bernama CloudNet. Malware ini bekerja dengan melakukan penambangan atau mining menggunakan CPU.