Apa Bahaya Dari Pesatnya Perkembangan AI Seperti ChatGPT? Akankah Seperti SkyNet Di Terminator?

ENSIPEDIA.ID, PEKANBARU – Sejatinya perkembangan teknologi dapat memudahkan kehidupan manusia. Dengan pesatnya perkembangan, beberapa tugas dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat. Contoh seperti perkembangan Artificial Intelegence (AI) yang kehadirannya sudah lama menjadi bagian dari kehidupan kita.

Lalu, apakah AI hanya akan memberikan dampak positif pada kehidupan kita? Apakah AI punya potensi yang membahayakan? Mari kita sedikit membahas sejarah singkat tentang kecerdasan buatan satu ini.

Sejarah Artificial Intelligence

Artificial Intelligence (AI) pertama kali diciptakan pada tahun 1956, saat beberapa ilmuwan dan ahli matematika berkumpul untuk membahas potensi dan prospek dari komputer dan pemikiran mesin. Pertemuan tersebut dikenal sebagai Konferensi Dartmouth dan merupakan tonggak penting dalam sejarah AI. Dalam pertemuan tersebut, para ilmuwan mengatakan bahwa suatu saat komputer dapat melakukan tugas-tugas yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh manusia, seperti memahami bahasa alami dan memecahkan masalah secara logika.

Namun, perkembangan AI sejak saat itu sangat lambat dan baru pada tahun 1980-an dan 1990-an bahwa AI mulai menunjukkan potensinya sebagai teknologi yang bermanfaat. Saat ini, AI digunakan dalam berbagai bidang, seperti pengembangan perangkat lunak, automatisasi bisnis, analitik data, dan banyak lagi.

OpenAI

Melompat langsung ke masa kini, kita bisa menjumpai beberapa kecanggihan AI. Dan yang paling hangat saat ini adalah ChatGPT dari OpenAI.

OpenAI adalah sebuah organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 2015 oleh sekelompok pengusaha dan ilmuwan termasuk Elon Musk, Sam Altman, Greg Brockman, Ilya Sutskever, Wojciech Zaremba, dan John Schulman. Tujuan dari pendirian OpenAI adalah untuk mempromosikan dan melindungi kebaikan manusia melalui pengembangan AI yang bertanggung jawab dan terbuka.

OpenAI bekerja dengan menggunakan teknik pembelajaran mesin deep learning, yang merupakan salah satu cabang dari pembelajaran mesin. Dalam deep learning, model AI dapat mempelajari dan mengklasifikasikan pola dan hubungan dalam data melalui berbagai lapisan transformasi yang disebut “layer”.

Untuk mempelajari, model OpenAI memproses data input melalui lapisan-lapisan ini dan menyesuaikan bobot di setiap lapisan untuk meminimalisasi error pada hasil yang diharapkan (target). Proses ini dilakukan berulang-ulang melalui banyak iterasi, dimana model mempelajari dan menyesuaikan bobotnya untuk memperbaiki performansinya.

Setelah melalui proses pelatihan, model OpenAI dapat menggunakan hasil pelatihan ini untuk membuat prediksi atau menyelesaikan tugas lainnya. Dalam hal ini, data input baru diteruskan melalui lapisan-lapisan dan bobot yang sudah ditrain, menghasilkan output yang diharapkan.

Itu adalah ringkasan dari bagaimana AI OpenAI bekerja. Deep learning adalah teknologi yang kompleks dan memiliki banyak varian dan teknik yang berbeda, jadi jika Kamu ingin mempelajari lebih lanjut, disarankan untuk melakukan penelitian dan bacaan tambahan.

Selain bisa memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, bukankah AI juga memberikan kekhawatiran mengingat semakin canggihnya teknologi ini berkembang? Ironisnya, Elon Musk yang di sini merupakan salah satu pendiri OpenAI, ia juga dikenal sebagai sosok yang punya pendapat sendiri tentang AI.

Elon Musk memiliki pandangan yang kontroversial tentang teknologi AI (Artificial Intelligence). Ia memperingatkan tentang potensi ancaman yang ditimbulkan oleh AI yang tidak terkendali, mengatakan bahwa AI bisa menjadi lebih membahayakan bagi manusia daripada nuklir. Ia juga memperjuangkan untuk memastikan bahwa AI dikembangkan dan digunakan dengan bijak dan dalam kontrol manusia. Elon Musk juga memiliki perusahaan AI OpenAI dan Neuralink, yang memiliki tujuan untuk membantu memastikan bahwa AI dikembangkan dan digunakan secara bertanggung jawab.

Jika Elon Musk khawatir tentang perkembangan AI, kenapa Ia ikut mendirikan OpenAI? Yang tentu saja, organisasi yang bergerak di bidang Artificial Intelegence?

Elok Musk Dan OpenAI

Elon Musk memang dikenal sebagai salah satu orang yang sangat khawatir tentang potensi masalah yang mungkin ditimbulkan oleh teknologi AI. Namun, dia juga percaya bahwa AI memiliki potensi besar untuk membantu manusia dalam banyak hal. Oleh karena itu, dia mendirikan OpenAI dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan teknologi AI yang aman dan bermanfaat bagi masyarakat.

OpenAI didirikan dengan visi untuk memastikan bahwa AI memiliki dampak positif bagi umat manusia dan menjadi sumber daya yang berguna bagi kebaikan. Hal ini dilakukan dengan mengembangkan teknologi AI dengan bijak dan memastikan bahwa teknologi tersebut digunakan secara bertanggung jawab dan dalam pengendalian yang sesuai.

Dengan demikian, meskipun Elon Musk khawatir tentang potensi masalah yang mungkin ditimbulkan oleh teknologi AI, dia tetap percaya bahwa AI memiliki potensi besar untuk membantu manusia dan mempromosikan kebaikan, sehingga dia memutuskan untuk mendirikan OpenAI.

Memangnya hal mengerikan seperti apa yang AI dapat timbulkan pada kelangsungan hidup manusia?

 

Kemungkinan Mengerikan Jika Ai Masuk Terlalu Dalam Di Kehidupan Manusia

  • Kehilangan pekerjaan: Dengan semakin banyak mesin dan algoritma yang dapat melakukan tugas yang sebelumnya dilakukan oleh manusia, ada potensi bagi banyak pekerjaan untuk hilang. Ini bisa memiliki dampak besar pada ekonomi dan masyarakat, terutama bagi orang yang tidak memiliki keahlian dan keterampilan untuk berkompetisi dengan mesin.
  • Diskriminasi dan ketidakadilan: AI dapat memperkuat diskriminasi dan ketidakadilan yang ada dalam masyarakat jika data yang digunakan untuk mengajar mesin terdistorsi atau tidak adil. Ini bisa menyebabkan hasil yang tidak adil dalam aplikasi seperti perekrutan, hukum, dan kredit, misalnya.
  • Keamanan dan privasi: AI membutuhkan data untuk belajar dan beroperasi, dan banyak data pribadi dan rahasia dapat menjadi target bagi para penjahat. Jika data tersebut terbuka atau dicuri, bisa ada dampak besar pada privasi dan keamanan individu.
  • Kekuatan militer: Ada potensi bahaya jika AI digunakan dalam aplikasi militer, seperti pengembangan senjata otomatis yang dapat mengancam keamanan dunia. Ini menimbulkan pertanyaan moral dan etis tentang tanggung jawab manusia atas tindakan mesin.
  • Kemampuan untuk mempengaruhi perilaku manusia: AI memiliki potensi untuk mempengaruhi perilaku manusia dengan memanipulasi informasi yang diterima. Ini bisa memiliki dampak besar pada bagaimana orang membuat keputusan dan memahami dunia sekitar mereka.
  • Keraguan terhadap keputusan yang dibuat oleh AI: Ada keraguan dan ketidakpercayaan terhadap keputusan yang dibuat oleh AI, karena kurangnya transparansi dalam bagaimana AI membuat keputusan tersebut.

Sebagai teknologi yang masih berkembang, penting untuk mempertimbangkan bahaya AI dan memastikan bahwa pengembangan dan aplikasi AI dilakukan dengan cara yang bertanggung jawab dan mempertimbangkan dampak sosial dan etis. Perlunya regulasi dan pengawasan untuk memastikan bahwa AI digunakan untuk kebaikan umum dan meminimalisir bahaya yang terkait dengan teknologi ini.

Selain itu, beberapa hal ekstrim juga mampu dilakukan oleh AI. Seperti:

  • Penambangan dan pemrosesan data masif: AI dapat digunakan untuk memproses data yang sangat besar dan kompleks dengan cepat dan akurat, yang mungkin akan membutuhkan waktu berbulan-bulan jika dilakukan secara manual.
  • Pengendalian robot: AI dapat digunakan untuk mengendalikan robot dan mesin industri yang beroperasi di lingkungan berbahaya, seperti dalam industri minyak dan gas, nuklir, atau penerbangan.
  • Analisis risiko dan pengambilan keputusan: AI dapat digunakan untuk menganalisis data dan membuat keputusan berisiko tinggi, seperti dalam bidang keuangan, asuransi, atau penerbangan.
  • Penyelidikan dan penegakan hukum: AI dapat digunakan untuk membantu polisi dan pengacara dalam mengumpulkan bukti dan memecahkan kasus-kasus kriminal.

Meskipun AI memiliki potensi untuk membuat hal-hal ekstrim, hal ini juga memerlukan pengawasan dan regulasi yang ketat untuk memastikan bahwa hasil dari AI tetap sesuai dengan standar etis dan hukum yang berlaku.

Dari sini bisa kita simpulkan bahwa AI sama seperti beberapa– atau mungkin hampir semua teknologi yang manusia ciptakan yang mana bisa memberikan sisi positif namun berbarengan juga dengan sisi negatif yang keduanya berjalan beriringan. Seperti kendaraan yang semakin lama semakin canggih. Bisa mempersingkat waktu perjalanan kita ke suatu tempat. Di sisi lain membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit untuk membuatnya.

Perkembangan AI mungkin tidak akan semengerikan seperti yang film-film gambarkan. Layaknya SkyNet yang dapat bertindak sendiri, menaklukkan manusia lalu menggantinya dengan robot dan mesin. Atau seperti Ultron dalam cerita Marvel yang setelah mengalami dan memperhatikan manusia, ia memutuskan untuk memusnahkan manusia dan melakukan hal yang sama seperti SkyNet, yakni mengganti manusia dengan robot.

Namun hidup adalah tentang presentase. Semua tentang kemungkinan. Semuanya bisa saja mungkin terjadi. Dengan ditemukannya teknologi baru, maka juga akan menimbulkan masalah dan ancaman baru. Dan itu adalah hal alamiah yang tidak bisa kita hindari.

Penulis percaya jika rasa penasaran dari manusia lah yang membawa kita sampai sejauh ini dengan teknologi secanggih ini. Di sisi lain kita butuh teknologi baru untuk mempermudah hidup walau di sisi lain kita juga tau apa bahayanya bagi hidup.

Selama AI tidak dilibatkan ke dalam hal-hal yang berbahaya seperti data penduduk atau senjata militer, semua kemungkinan mengerikan bisa saja kita hindari. Namun sekali lagi, bisakah manusia menahan rasa penasaran untuk tidak melakukannya?

 

Narrator
Narrator
Penikmat gorengan. Penikmat lagu-lagu hardrock. Dan selalu berusaha menikmati hidup.

Latest articles

Related articles