ENSIPEDIA GAMES, Salatiga – Banyak dari kalian yang mungkin sudah tahu tentang game ini. Moba game yang dirilis hampir dua tahun yang lalu tepatnya dibulan Februari 2020. Game yang dikembangkan oleh developer game asal Indonesia Anantarupa Studios ini memulai project Lokapala: Saga of the Six Realms sejak tahun 2017. Game Moba satu ini mengusung tema seperti Moba pada umumnya dengan membawa karakter yang berdasarkan budaya dan mitologi yang ada di Indonesia.
Sejak awal debutnya yang pertama pada Februari 2020, game ini mendapatkan banyak review dari berbagai komunitas gamer. Banyak komentar positif maupun negative terhadap game satu ini.
Namun lewat berbagai review dan komentar dari para gamers inilah yang membuat Lokapala menjadi game yang selalu membuat berbagai perkembangan serta pembaharuan yang membuat gamenya semakin bagus untuk dimainkan. Lalu hal-hal apa saja yang sudah berkembang dari game ini setelah hampir dua tahun dirilis di Indonesia, let’s check it out.
Culture yang Meng-Indonesia
Game ini menonjolkan budaya yang diangkat dari cerita sejarah, mitos dan budaya dari Indonesia. Character di Lokapala disebut sebagai Ksatriya, dimana karakter-karakter yang ada di game ini diambil dari petinggi kerajaan Majapahit. Vijaya (Raden Wijaya), Nala, Jinno dan masih ada beberapa lagi selain dari kerajaan Majapahit seperti Guning, Nio dan H’rtal.
Para Ksatriya disini diceritakan berasal dari asal yang berbeda-beda yaitu, Naraloka, pretaloka, Tiraccanaloka, Manusyaloka, Asuraloka, dan Svargaloka, yang penulis sedikit penulisngkan disini adalah pengenalan ksatriyanya menggunakan Bahasa Inggris daripada Bahasa Indonesia, mungkin ini salah satu cara dari developer game ini untuk mengenalkan budaya kita ke luar negeri. Meskipun hanya beberapa Ksatriya yang berasal dari budaya Indonesia pada awal perilisannya, pasti akan ada lagi ketika ada update patch barunya seperti Wiro yang baru saja muncul beberapa waktu yang lalu.
Selain karakter penggunaan Bahasa Sansekerta sangat diterapan di game ini, seperti 7 tingakatan Ranked yaitu, Ardathi, Rathi, Ekarathi, Arirathi, Maharathi, Atimaharati dengan tingkatan paling tinggi yaitu Mahamaharathi.
Swaka (Map)
Di Swaka Lokapa tidak berbeda jauh dengan Moba umumnya, ada beberapa perbedaan dibandingkan Moba seperti LOL Wild Rift, Mobile Legend dll, yaitu ada pada bagian sisi top dan bottom yang memiliki jalan pintas.
Tidak hanya itu, monster besar seperti Dragon, Baron Nashor yang ada di League of Legend Wild Rift terletak di bagian di areah tengah, sedangkan di Lokapala dua monster besar berada di sudut side land, yang mana kedua monster ini muncul secara bersamaan, tidak seperti di Wild Rift yang tiap monster nya memerlukan waktu berbeda untuk muncul.
Lalu pada bagian Bush di Lokapala di desain menggunakan daun yang lebar seperti daun talas, hal ini yang menurut penulis menjadi sebuah inovasi untuk menjadi pembeda dari game Moba yang lain, dimana mereka menggunakan rumput hijau sebagai Bush untuk bersembunyi dari musuh.
Menurut penulis hal ini cukup mengganggu karena tidak biasa melihat hal seperti itu di Moba lain. Dan terakhir di Lokapala belum ada sistem warp seperti di League of Legend Wild Rift yang menurut penulis cukup membantu untuk mengetahui kalau ada musuh yang bersembunyi di bush.
Gameplay
Gameplay di Lokapala tidak jauh berbeda dengan game Moba ternama lainnya. Hampir semua elemen pokok di dalam gameplaynya sama, yang membedakan hanya item dan monster buff yang ada di didalam swakanya dan untuk objectivenya juga sama dengan yang lain, yaitu menghancurkan Turret/Tower utama di markas musuh.
Lokapala juga menggunakan analog dan tombol-tombol seperti Moba yang lain dan bagusnya tombol-tombol ini sudah cukup responsif, penempatan tombol-tombolnya pun sudah bagus dan tidak membuat pemain baru bingung.
Pada bagian efek skillnya menurut penulis ini masih kurang menarik dan greget serta masih ada delay dalam peluncuran skillnya, penulis harap developer meningkatkan hal ini karena efek skill sangat penting dan menarik untuk dilihat saat memainkan gamenya.
Proses matchmakingnya sekarang juga sudah semakin cepat dibandingkan pada awal perilisannya dulu yang bisa memakan waktu 3 – 5 menit, mungkin karena sudah banyak player yang memainkan game ini. Di Lokapala juga ada sistem merit seperti yang lain dengan nama Karma, ya seperti yang penulis katakan di atas bahwa game ini menerapkan Bahasa Sansekerta.
Tampilan
Pada tampilan awal/lobi cukup mengesankan, gambarnya bagus dan dengan menu yang lengkap dan tertata dengan cukup rapi mulai dari Shop, Inventory, Ksatriya, Vantra, Event dan lain sebagainya. Hal ini memberikan efek yang nyaman bagi pemain dan tidak kebingungan untuk memilih menu yang diinginkan, karena basicnya masih sama dengan Moba-Moba yang lain.
Grafiknya sendiri lumayan kaku terutama pada 3d dan karakternya yang masih kurang realistis, di dalam mapnya juga masih ada beberapa objek yang warnanya masih kurang menyatu dengan mapnya. Semoga saja pihak developer bisa mengembangkan ini agar pemain bisa lebih nyaman dan menikmati saat bermaiin game ini.
Lalu di dalam pengaturannya pemain juga bisa mengatur kualitas grafik, bahasa, suara dan juga ada fitur untuk mengulang video tutorial. Pada bagian profil yang berada di pojok kiri atas ada beberapa menu untuk pemain mengganti avatar, nama, serta pencapain kita di dalam game ini.
Kesimpulan
Anantarupa Studios sudah membuat sedikit langkah maju dalam pengembangan game ini, dan perlu pengembangan lebih jauh lagi untuk memberikan dampak yang signifikan terhadap persaingan game-game Moba yang ada di Indonesia, dengan bermodalkan budaya dan mitos Indonesia yang diangkat dalam game ini bisa menjadi sarana untuk mengenalkan dan menyebarkan budaya Indonesia lebih luas lagi agar budaya Indonesia bisa dikenal oleh Industri game dan pemain game dalam negeri maupun luar negeri.
Dengan mengembangkan grafik, efek skill, dan isu-isu yang lainnya penulis yakin game ini bisa bersaing dengan game-game Moba yang sudah terkenal di Indonesia dan luar negeri.