ENSIPEDIA GAMES, Salatiga – Industri video game yang kian booming nampaknya membuat perusahaan game semakin gencar meraup keuntungan. Salah satunya adalah Take-Two selaku publisher game GTA yang mengatakan bahwa video game seharusnya dihargai setidaknya 1 dolar per jam.
CEO Take-Two, Strauss Zelnick mengatakan bahwa dalam industri video game papan atas, keuntungan yang didapatkan perusahaan masih tergolong sedikit. Dalam diskusinya bersama para pemegang saham, Strauss menganggap harga video game yang dijual di pasar masih sangatlah murah dan tak sebanding dengan nilai hiburan yang diberikan.
“Dengan standar itu harga kami masih sangat-sangat rendah, karena kami menawarkan engagement berjam-jam, nilai engagement-nya sangat tinggi. Jadi saya pikir industri ini secara keseluruhan menawarkan harga yang bagus untuk menghargai peluang bagi konsumen,” ujar Strauss.
Melihat kondisi tersebut, Strauss berpikir bahwa seharusnya video game dinilai dengan berapa lama waktu main atau “play time”. Sehingga semakin lama “play time” video game tersebut maka harganya akan semakin mahal. Strauss memberi contoh jika GTA memiliki “play time” 150 jam, maka harusnya GTA dirilis setidaknya seharga 150 USD.
“Dalam hal penetapan harga untuk setiap properti hiburan, pada dasarnya algoritmanya adalah nilai dari penggunaan hiburan yang diharapkan, yaitu nilai per jam dikalikan jumlah jam yang diharapkan juga nilai terminal yang dirasakan oleh pelanggan dalam kepemilikan, jika hak milik itu dimiliki, bukan disewakan atau dijadikan langganan.” terang Strauss
Tentunya apabila model milik Strauss ini diterapkan pada semua game AAA, maka harga game akan melambung tinggi. Harga itu tentunya akan jauh lebih besar daripada kondisi sekarang dimana kebijakan developer AAA memberikan harga para game yang mereka rilis sekitar 60-70 USD.