ENSIPEDIA GAMES, Salatiga – Pemerintah Italia baru-baru ini mengeluarkan perintah pemblokiran terhadap ChatGPT, chatbot yang dikembangkan oleh OpenAI. Larangan ini didasarkan pada kekhawatiran terkait dengan ketidakadilan dalam penggunaan dan pengumpulan data pengguna serta pelanggaran terhadap hukum privasi negara.
Menurut Otoritas Proteksi Data Italia, pengguna ChatGPT tidak diberitahu tentang pengumpulan dan penggunaan data mereka. Selain itu, tidak ada dasar hukum untuk pengumpulan data ini yang digunakan untuk melatih ChatGPT.
Badan regulasi juga mencatat bahwa pengujian telah menunjukkan bahwa informasi yang diberikan oleh ChatGPT dianggap tidak selalu sesuai dengan keadaan faktual. Selain itu, meskipun syarat penggunaan membatasi penggunaan ChatGPT hanya untuk orang di atas usia 13 tahun, tidak ada sistem verifikasi usia yang tersedia.
Kurangnya transparansi tentang bagaimana data ini digunakan dan potensi penyalahgunaan menimbulkan kekhawatiran serius. Larangan ChatGPT di Italia menyoroti perlunya kejelasan dan regulasi yang lebih besar tentang pengumpulan dan penggunaan data pribadi dalam pengembangan AI.
Perintah otoritas proteksi data tersebut juga menyebutkan insiden pelanggaran data yang terjadi pada 20 Maret dimana terdapat kebocoran data pembelian pengguna. OpenAI mengakui masalah ini pada 24 Maret, menyatakan bahwa sistem itu dinonaktifkan karena terdapat bug di open-source library yang memungkinkan beberapa pengguna untuk melihat judul dari riwayat obrolan pengguna lain yang aktif. OpenAI juga mengakui bahwa mungkin pesan pertama percakapan yang baru dibuat dapat terlihat di riwayat obrolan orang lain jika kedua pengguna aktif pada saat yang sama.
Dengan adanya perintah pemblokiran ini, secara langsung menjadikan Italia sebagai negara pertama di Barat yang melarang ChatGPT. Meskipun sebenarnya ChatGPT telah diblokir di negara-negara lain terutama di Asia, seperti Tiongkok, Rusia, Iran, dan Korea Utara.