ENSIPEDIA GAMES, Salatiga – Kemajuan perkembangan Artificial Intelligence atau AI yang pesat belakangan ini semakin memudahkan manusia. Setelah kemarin internet sempat dihebohkan dengan NovelAI yang dapat membuat coretan menjadi gambar yang bagus, kini seorang mahasiswa membuat AI untuk mengerjakan tugas kuliahnya.
Seorang redditor bernama u/innovate_rye mengaku bahwa ia memanfaatkan AI untuk memudahkannya mengerjakan tugas kuliah miliknya. Ia menggunakan pemrograman OpenAI dan hasilnya tugas yang biasanya ia kerjakan selama 2 jam bisa dikebut hingga menjadi 20 menit saja. Tak hanya itu saja, tugas yang dikerjakan AI tersebut sangat bagus sampai-sampai ia mendapatkan nilai A!
“Untuk biologi, kita akan belajar tentang biotek dan menulis lima hal baik dan buruk tentang Biotech. Saya akan mengirimkan prompt ke AI seperti, ‘apa lima hal baik dan buruk tentang Biotech?’ dan itu akan menghasilkan jawaban yang akan memberi saya nilai A.”
“Saya suka belajar banyak dan terkadang tugas sekolah yang saya lakukan sebelumnya membuat saya menunda-nunda dan tidak menyerahkan tugas. Mampu melakukannya lebih cepat dan lebih efisien sepertinya merupakan keterampilan bagi saya.” ujar innovate_rye.
Kids are using AI to write essays and get straight As pic.twitter.com/i0yyXiVEtU
— Peter Yang (@petergyang) September 24, 2022
Usut punya usut, ternyata tidak hanya innovate_rye saja yang memanfaatkan AI untuk mengerjakan tugas kuliah. Seorang redditor lain bernama u/AeUsako_ juga menggunakan OpenAI sebagai sarana memudahkan tugas kuliahnya. AI milik AeUsako_ sendiri juga tak kalah hebat, tugas yang ia kerjakan ternyata lolos dari sistem pengecek plagiarisme.
OpenAI sendiri merupakan API deep-learning Artificial Intelligence yang diprakarsai oleh boss Tesla dan SpaceX, Elon Musk. OpenAI sendiri memang disebut-sebut sebagai API Artificial Intelligence terbaik dan terkuat, bahkan pada tahun 2018 OpenAI sempat merancang AI yang dinamai OpenAI Five untuk bermain game Dota 2. Hasilnya sangat hebat bahkan beberapa pro player seperti Arteezy dan Dendi merasa kesulitan bahkan kalah melawan AI yang dirancang oleh tim OpenAI.