ENSIPEDIA GAMES, Salatiga – Proyek Metaverse yang digaungkan oleh para inventor seperti Mark Zuckerberg telah mengetuk pintu era digitalisasi yang baru. Dunia Metaverse yang menggabungkan teknologi Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), dan Internet memungkinkan pengguna untuk melakukan hal baru dalam aktivitas yang biasanya dilakukan pada dunia nyata.
Tentunya potensi yang luas dari Metaverse sendiri juga telah membuka berbagai kesempatan terutama dalam segi ekonomi dan bisnis. Salah satu potensi yang tengah dilirik oleh para investor adalah bisnis Real Estate di Metaverse.
Pada Metaverse terdapat berbagai properti virtual yang memiliki nilai dan dapat diperjualbelikan layaknya Real Estate di dunia nyata. Pengguna dapat membuat desain properti yang kemudian dapat dijual secara bebas ke pengguna lain. Seperti Real Estate sungguhan, nilai atau harga pada properti di Metaverse dapat berubah naik atau turun.
Sebenarnya perumpamaan yang lebih akurat tentang Real Estate di Metaverse adalah seperti memperjualbelikan situs website. Orang dapat membuat atau membeli sebuah website, dan apabila website tersebut memiliki traffic yang tinggi maka dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi.
Salah satu perusahaan pertama yang terjun ke bisnis real estate digital adalah Metaverse Group, yang mengoperasikan dunia virtual bernama Decentraland. Decentraland sendiri sejatinya mirip dengan sosial media virtual seperti VRChat. Namun disini terdapat properti yang dapat diperjualbelikan secara bebas menggunakan cryptocurrency.
Kini berbagai perusahaan telah menyatakan tertarik untuk terjun dan berbisnis dalam Decentraland. Louis Vuitton, Gucci, Burberry, dan merek mewah lainnya telah memasuki Metaverse melalui penjualan konten NFT. Hal ini tentunya membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan besar untuk membeli properti sebagai “toko virtual” di Decentraland.
Meskipun terlihat menggiurkan, namun konsep investasi Real Estate pada Metaverse sangat beresiko tinggi. Apabila Metaverse benar-benar menjadi platform interaksi sosial utama di masa depan, maka investasi Real Estate pada Metaverse dapat menjadi ladang cuan yang baru. Namun sebaliknya jika Metaverse ini hanyalah sebatas tren sesaat, jangan berharap investasi yang anda keluarkan bakal berbuah manis.
Kesimpulannya, bisnis Real Estate pada Metaverse sendiri sejatinya sama seperti investasi-investasi lainnya. Apakah anda percaya bahwa Metaverse adalah bisnis digital yang patut diinvestasikan untuk masa depan ataukah hanya omong kosong belaka? Semuanya kembali ke keputusan anda.